Dalam rangka
pembelajaran materi KOLOID dalam mata pelajaran kimia, tulisan ini
dibuat sebagai laporan hasil praktikum untuk menambah pemahaman dari
materi tersebut. Apa yang kita lakukan? Masak masak! *\(^_^)/* Karena
sekarang sudah zaman 2013, praktikum bukan hanya di laboratorium api
dengan masak-masak juga bisa. Berhubung materi koloid yang sedang kita
pelajari ini banyak kita temui dalam proses masak-memasak dan bahan
makanan yang kita konsumsi. Oke, inilah report dari praktikum tersebut, check it out!
Sabtu, 19 Januari 2013
Hal pertama yang kita lakukan yaitu belanja alat dan bahan. Ya iya dong, kalo nggak mau masak pake apa? Batu? (garing –“). Yang ke pasar nggak semuanya, hanya perwakilan dari masing-masing kelompok. Ada 5 kelompok dari COM3TS (XI IPA 3) dan 5 kelompok dari SPATTRIX (XI IPA 4) jadi seluhnya yang ke pasar ada 10 orang.
Kurang lebih jam 8 yang bertugas ke pasar berangkat. Gua (gaya banget yak, gua :P), anggota kelompok 1 XI IPA 3 bertugas membuat sate. Selain gua ada Dini, Nina, dan Zahra. yang ditugaskan ke pasar adalah Zahra karena menurut kite-kite, dia yang paling cocok ke pasar, hha ^^
Zahra nyampe dari pasar agak telat, nggak tau tuh ngapain dia, tapi nggak papa, kita langsung mulai proses membuat satenya. Alat dan bahan udah siap. Oh iya, pelajaran pertama yang kita dapet yaitu bahan yang digunakan untuk sate example mentega dan kecap adalah contoh dari koloid. Mentega adalah contoh koloid jenis emulsi padat karena fase terdispersinya cair dan medium pendispersi padat. Dan kecap sebagai contoh jenis koloid sol cair karena awalnya ia adalah biji kedelai yang kemudian terdispesi menjadi kecap.
Okeh, kegiatan dimulai dari mencuci daging ayam (kebetulan satenya sate ayam), dan yang menjadi pencuci ayam adalah gua sendiri --" (karena bisanya cuma nyuci ayam, dan kali ini gua dapat sisa kerjaan jadi yah, beginilah -,-) Lanjut, motong daging ayam sambil mulai ngolah bumbu. Zahra ama Dini yang motong ayamnya, gua ngupas bawang (yah, alhamdulillah bukan ayam lagi), dan Nina ngulek kacang. Tapi karena berhubung sekarang udah 2013, semakin modern, ngulek bukan pake ulekan tapi pake blender kecil, canggih kan, hha :D Tapi saking terlalu (sok) canggihnya ini blender kecil agak bikin masalah sedikit (sebenernya yang bikin masalah ya, yang make, hha). Itu tuh, si Nina bilang "Rik, ini udah kenceng belum, nutupnya?". Gua tengok sedikit, "udah kali". Terus yaudah deh, dia blender itu kacangnya. Pas udah selesai, jeng jeng jeng jeeeeeeeeng. BLENDERNYA GA BISA DIBUKA!! Nggak tau mantra apa yang Nina pake, tu blender nggak mau kebuka. Sampe Assalam, Bayu, Syukron si ketua angkatan, Adi, Izhar yang koordinator Departement Bela Negara dan Keamanan, bahkan tiga orang nyobain pun nggak bisa buka, Innalillah. Parah, Bro! Mana ini blender juga cuma minjem lagi, punya umi Sartini -,- huft, untungnya si Bayu cari bantuan keluar ruangan dan blender pun bisa terbuka (bernafas lega).
Kegiatan dilanjutkan, mulai meracik bumbu, ya dalam hal ini yang paling ahli adalah Zahra, nggak tau dapat dari mana kekuatan itu, hhe. Sementara itu, Gua dan Dini nyuci daging ayam yang udah dipotong-potong (nyuci ayam, lagii -,-), demi kemaslahatan umat menjaga ke-higienis-an ayam ^^. Nina? Ya, dia bertugas sebagai dokumentasi, fotografer. Karena kegiatan ini sangat longko, jadi harus diabadikan, juga sebagai bukti nyata bahwa praktikum ini pernah dilaksanakan :D *alay
Sempat tertunda buat sholat dzuhur dan makan siang. Tapi lanjut lagi abis itu yaitu menusukkan masing-masing daging dan mengulek bumbu. Yang ini, tetap menggunakan ulekan tradisional, hehe. Oiya, bumbu dari sate ada yang campuran jeruk nipis dan kecap, itu juga koloid ternyata. Jenisnya emulsi cair. Kan, ternyata memang banyak koloid dalam makanan kita, hhe. Okeh, sate siap dibakar.
Ketika proses pembakaran sate, kembali terjadi kejadian yang membahana pemirsa. Api buat bakar-bakarannya kagak nyala-nyala. Berbagai macam tenaga sudah dicoba tetap tidak bisa. Sempat nyala, tapi kegedean apinya, pas dikecilin, eh malah mati --"
Kelompok sate-nya SPATTRIX udah ketawa-ketawa, punya mereka fine-fine aja karena di spattrix yang kebagian sate itu laki-laki. Yah, maklum kita kan perempuan dan ini pertama kalinya begini -,- mereka kan waktu idul adha udah pernah. Hmm, tapi walaupun diketawain, mereka tetap bantuin. Kudus, Amal, Risal, bantu ngajarin bikin api, dikasih batok kelapa. Bayu juga datang, bantu nyalain apinya. Ludwig, Hafidz, Nasir, dekaka. Dan akhirnya apinya menyala juga walaupun error gara-gara si Tiko, hahahh, mungkin. Soalnya apinya kadang normal, kadang besar, kadang juga mati lagi dan itu waktu Tiko yang ngipasin, ahehe ^^v Dan kebetulan waktu itu kelompok sate-nya spattrix udah selesai bakar satenya jadi pemanggangnya kita pake dan mereka membolehkan :)) makasih buat bantuannya ya, semuanya ^^
Finally, setelah sekian lama menunggu sang sate siap disajikan. Baru abis ashar selesainya. Agak rasa nggak enak sih, sama temen-temen lain, makannya ditunda gara-gara nungguin kelompok kita selesai bakar satenya. Tapi untungnya teman-teman baik hati semua dan nggak ada yang protes, nggak tau sih dalam hatinya gimana, semoga emang nggak. Hufft, akhirnya jadi juga satenya. Berkat berbagai pertolongan dari berbagai pihak, terutama untuk proses penyulutan apinya, thanks a lot ^^ juga yang sempet bantuin mengipas satenya, Ario dan Tiko. Yah, walaupun Tiko bantuinnya pake kipas angin sih. Ahehe, kelompok kita kan canggih, zaman 2013 ngipas sate pake kipas angin buan manual lagi, hhe.
Oh iya, asap pembakaran juga koloid! Dia koloid dalam jenis sol gas karena awalnya dia berbentuk arang yang padat tapi kemudian terdispersi menjadi asap yang berpihak sebagai medium pendispersinya. Hmm, kalo begini pemahamannya lebih masuk dan lebih berbekas di memori tanpa kata bosan, ahehe.
Banyak yang kita dapat dari praktikum masak-masak ini, bukan cuma tentang koloid, ada kebersamaan, ilmu menyalakan api untuk pembakaran dengan benar, membuat bumbu sate, dan tentunya seru + asyiknya :)) So, big thanks for our lovely chemistry's teacher umi Mulhimah Sidqiyah Kau untuk ide masak-memasaknya ^^ tantenya siapa dulu dong, hahha :D
Sabtu, 19 Januari 2013
Hal pertama yang kita lakukan yaitu belanja alat dan bahan. Ya iya dong, kalo nggak mau masak pake apa? Batu? (garing –“). Yang ke pasar nggak semuanya, hanya perwakilan dari masing-masing kelompok. Ada 5 kelompok dari COM3TS (XI IPA 3) dan 5 kelompok dari SPATTRIX (XI IPA 4) jadi seluhnya yang ke pasar ada 10 orang.
Kurang lebih jam 8 yang bertugas ke pasar berangkat. Gua (gaya banget yak, gua :P), anggota kelompok 1 XI IPA 3 bertugas membuat sate. Selain gua ada Dini, Nina, dan Zahra. yang ditugaskan ke pasar adalah Zahra karena menurut kite-kite, dia yang paling cocok ke pasar, hha ^^
Zahra nyampe dari pasar agak telat, nggak tau tuh ngapain dia, tapi nggak papa, kita langsung mulai proses membuat satenya. Alat dan bahan udah siap. Oh iya, pelajaran pertama yang kita dapet yaitu bahan yang digunakan untuk sate example mentega dan kecap adalah contoh dari koloid. Mentega adalah contoh koloid jenis emulsi padat karena fase terdispersinya cair dan medium pendispersi padat. Dan kecap sebagai contoh jenis koloid sol cair karena awalnya ia adalah biji kedelai yang kemudian terdispesi menjadi kecap.
Okeh, kegiatan dimulai dari mencuci daging ayam (kebetulan satenya sate ayam), dan yang menjadi pencuci ayam adalah gua sendiri --" (karena bisanya cuma nyuci ayam, dan kali ini gua dapat sisa kerjaan jadi yah, beginilah -,-) Lanjut, motong daging ayam sambil mulai ngolah bumbu. Zahra ama Dini yang motong ayamnya, gua ngupas bawang (yah, alhamdulillah bukan ayam lagi), dan Nina ngulek kacang. Tapi karena berhubung sekarang udah 2013, semakin modern, ngulek bukan pake ulekan tapi pake blender kecil, canggih kan, hha :D Tapi saking terlalu (sok) canggihnya ini blender kecil agak bikin masalah sedikit (sebenernya yang bikin masalah ya, yang make, hha). Itu tuh, si Nina bilang "Rik, ini udah kenceng belum, nutupnya?". Gua tengok sedikit, "udah kali". Terus yaudah deh, dia blender itu kacangnya. Pas udah selesai, jeng jeng jeng jeeeeeeeeng. BLENDERNYA GA BISA DIBUKA!! Nggak tau mantra apa yang Nina pake, tu blender nggak mau kebuka. Sampe Assalam, Bayu, Syukron si ketua angkatan, Adi, Izhar yang koordinator Departement Bela Negara dan Keamanan, bahkan tiga orang nyobain pun nggak bisa buka, Innalillah. Parah, Bro! Mana ini blender juga cuma minjem lagi, punya umi Sartini -,- huft, untungnya si Bayu cari bantuan keluar ruangan dan blender pun bisa terbuka (bernafas lega).
Kegiatan dilanjutkan, mulai meracik bumbu, ya dalam hal ini yang paling ahli adalah Zahra, nggak tau dapat dari mana kekuatan itu, hhe. Sementara itu, Gua dan Dini nyuci daging ayam yang udah dipotong-potong (nyuci ayam, lagii -,-), demi kemaslahatan umat menjaga ke-higienis-an ayam ^^. Nina? Ya, dia bertugas sebagai dokumentasi, fotografer. Karena kegiatan ini sangat longko, jadi harus diabadikan, juga sebagai bukti nyata bahwa praktikum ini pernah dilaksanakan :D *alay
Sempat tertunda buat sholat dzuhur dan makan siang. Tapi lanjut lagi abis itu yaitu menusukkan masing-masing daging dan mengulek bumbu. Yang ini, tetap menggunakan ulekan tradisional, hehe. Oiya, bumbu dari sate ada yang campuran jeruk nipis dan kecap, itu juga koloid ternyata. Jenisnya emulsi cair. Kan, ternyata memang banyak koloid dalam makanan kita, hhe. Okeh, sate siap dibakar.
Ketika proses pembakaran sate, kembali terjadi kejadian yang membahana pemirsa. Api buat bakar-bakarannya kagak nyala-nyala. Berbagai macam tenaga sudah dicoba tetap tidak bisa. Sempat nyala, tapi kegedean apinya, pas dikecilin, eh malah mati --"
Kelompok sate-nya SPATTRIX udah ketawa-ketawa, punya mereka fine-fine aja karena di spattrix yang kebagian sate itu laki-laki. Yah, maklum kita kan perempuan dan ini pertama kalinya begini -,- mereka kan waktu idul adha udah pernah. Hmm, tapi walaupun diketawain, mereka tetap bantuin. Kudus, Amal, Risal, bantu ngajarin bikin api, dikasih batok kelapa. Bayu juga datang, bantu nyalain apinya. Ludwig, Hafidz, Nasir, dekaka. Dan akhirnya apinya menyala juga walaupun error gara-gara si Tiko, hahahh, mungkin. Soalnya apinya kadang normal, kadang besar, kadang juga mati lagi dan itu waktu Tiko yang ngipasin, ahehe ^^v Dan kebetulan waktu itu kelompok sate-nya spattrix udah selesai bakar satenya jadi pemanggangnya kita pake dan mereka membolehkan :)) makasih buat bantuannya ya, semuanya ^^
Finally, setelah sekian lama menunggu sang sate siap disajikan. Baru abis ashar selesainya. Agak rasa nggak enak sih, sama temen-temen lain, makannya ditunda gara-gara nungguin kelompok kita selesai bakar satenya. Tapi untungnya teman-teman baik hati semua dan nggak ada yang protes, nggak tau sih dalam hatinya gimana, semoga emang nggak. Hufft, akhirnya jadi juga satenya. Berkat berbagai pertolongan dari berbagai pihak, terutama untuk proses penyulutan apinya, thanks a lot ^^ juga yang sempet bantuin mengipas satenya, Ario dan Tiko. Yah, walaupun Tiko bantuinnya pake kipas angin sih. Ahehe, kelompok kita kan canggih, zaman 2013 ngipas sate pake kipas angin buan manual lagi, hhe.
Oh iya, asap pembakaran juga koloid! Dia koloid dalam jenis sol gas karena awalnya dia berbentuk arang yang padat tapi kemudian terdispersi menjadi asap yang berpihak sebagai medium pendispersinya. Hmm, kalo begini pemahamannya lebih masuk dan lebih berbekas di memori tanpa kata bosan, ahehe.
Banyak yang kita dapat dari praktikum masak-masak ini, bukan cuma tentang koloid, ada kebersamaan, ilmu menyalakan api untuk pembakaran dengan benar, membuat bumbu sate, dan tentunya seru + asyiknya :)) So, big thanks for our lovely chemistry's teacher umi Mulhimah Sidqiyah Kau untuk ide masak-memasaknya ^^ tantenya siapa dulu dong, hahha :D