Thursday, January 8, 2015

Am I Wrong? Yes I Am

Daku tidak pernah bohong pada mama dan papa. Tidak pernah. Maksudku kecuali untuk mengatakan "aku baik-baik saja" padahal tidak sepenuhnya seperti itu, atau mengatakan "aku sudah makan" padahal belum, dan beberapa perkataan lainnya yang hanya untuk meyakinkan keduanya bahwa daku akan baik-baik saja dan agar mama dan papa tidak khawatir. Itupun jarang. Selebihnya daku mengatakan yang sebenarnya.

Tapi satu hari, daku terlanjur berbohong.
Entah kenapa saat itu daku tidak mengatakan yang sebenarnya. Daku merasa berdosa tapi kebohongan itu tetap dilanjutkan.


Mama percaya. Daku sedikit ragu untuk tetap melanjutkan kebohongan ini, maksudku, daku merasa daku harus mengatakan yang sebenarnya. Daku juga merasa sepertinya mama merasakan kebohongan yang daku lakukan ini, tapi, tidak, mama percaya. Semuanya berjalan biasa saja. Dan itu semua sudah terlewati.

Satu hal yang daku lupakan adalah pepatah lama, "sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga" dan "sepandai-pandainya menyimpan bangkai akan tercium juga"

Kebohonganku diketahui mama.

Pernah merasakan sakit hati? Pernah disakiti orang lain?
Teramat sakit sampai diibaratkan luka tusukan yang habis ditusuk dengan pisau berkali-kali, lalu diberi garam. SAKIT.

Tapi sesakit-sakitnya hati disakiti oleh orang lain, lebih sakit lagi ketika mengetahui orang yang kita sayangi merasakan sakit karena kesalahan yang kita perbuat.
Lebih sakit lagi.
Dan itu yang daku rasakan.
Bukan lebay
Tapi
Memang begini adanya
Sakit sekali rasanya mengecewakan orang tua..

I'm so sorry mom.. I'm so sorry Dad..
Yes I'm wrong

So, for the next time, daku tidak ingin jatuh di lubang yang sama.
Jangan ikuti/ulangi kesalahan yang daku lakukan ya :')
Jangan...

No comments:

Post a Comment